Adanya kecenderungan ingin tahu yang
didukung oleh faktor-faktor pendorong lainnya, ada orang yang tidak
puas dengan pengetahuan sehari-harinya. Mereka senantiasa berusaha
untuk memuaskan keinginan hanya dengan pengetahuan yang lebih mendalam. Inilah
yang disebut dengan ilmu pengetahuan atau pengetahuan yang benar,
sedangkan subjeknya, orang-orang demikian itulah yang kemudian diberi
predikat ilmuan atau yang dari awal telah disepakati sebagai kita. Baik
mahasiswa maupun dosen.
Ilmu pengetahuan yang pertama-tama ada,
dan itulah satu-satunya yang ada pada mulanya ialah filsafat. Oleh
karena itu filsafat hanya menjawab pertanyaan yang sifatnya abstrak
universal, maka dalam perjalanan waktu berbagai persoalan manusia tidak
terpecahkan dengan jawaban yang demikian.
Tantangan persoalan yang lebih
kongkret, praktis dan pragmatis yang dihadapi manusia mempercepat
kelahiran berbagai ilmu pengetahuan induk yang satu ini. Itulah sebabnya
filsafat dijuluki master scientiarum (induk; ibu ilmu pengetahuan).
Dalam diri induk ini terkandung segala macam objek materi yang
kesemuanya dipandang hanya dari satu sudut (objek formal)
yaitu secara umum dan menyeluruh (universal), dan diselidiki dengan
metode dan sistem yang menyeluruh pula. Oleh karena itulah, maka
filsafat sebagai induk pengetahuan yang benar (ilmu pengetahuan) menghasilkan kebenaran yang universal.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas masalah tersebut, bidang ini membahas tentang nilai-nilai kebenaran menurut ilmu ekonomi. Untuk mengetahui lebih jauh, maka nilai kebenaran dapat dikaji menurut ilmu ekonomi.
Pembatasan masalah dapat dirinci beberapa sub masalah yaitu:
- Bagaimana konsepsi nilai-nilai kebenaran menurut ilmu ekonomi?
- Bagaimana urgensi nilai-nilai kebenaran (filsafat) dalam kajian ilmu ekonomi?
Kerangka Teori
Seperti yang dikaji dalam tulisan ini
bahwa yang menjadi objek dalam kajian ini adalah bagaimana nilai-nila
kebenaran jika ditinjau dari segi ilmu ekonomi.
Ada teori lain ekonomi; bila penawaran
sedikit, permintaan banyak, maka harga akan naik. Teori ini sangat kuat,
karena kuotanya maka ia ditngkatkan menjadi hukum, disebut hukum
penawaran dan hukum permintaan. Berdasarkan hukum ini maka barangkali
benar dihipotesiskan; jika hari hujan terus, maka musim pemanas gabah
tidak diaktifkan, maka harga barang akan naik.
Untuk membuktikan apakah hipotesis itu
benar atau salah kita cukup melakukan dua langkah. 1) kita kaji apakah
teori itu logis? 2) Apakah logis jika hari hujan terus harga gabah akan
naik?
Jika hari hujan terus, maka orang tidak
dapat menjemur padi, penawaran beras akan menurun, jumlah orang yang
memerlukan tetap, orang berebutan membeli beras, kesempatan itu
dimanfaatkan pelanggan berasa untuk memperoleh untung sebesar mungkin
maka harga beras naik. 2) uji empiris, diadakan eksperimen dengan
membuat hujan buatan selama mungkin, musim pemanas gabah tidak
diaktifkan, beras dari daerah lain tidak masuk. Periksa pasar apakah
harga beras naik? Secara logika seharusnya naik. Dalam kenyataan mungkin
saja tidak naik misalnya karena orang mengganti makanya dengan slain
beras. Jika eksperimen itu dikontrol dengan ketat, hipotesis tadi pasti
didukung oleh kenyataan.
Dalam ekonomi islam, setiap keputusan
seorang manusia tidak terlepas dari nilai-nilai moral dalam agama karena
setiap kegiatan senantiasa dihubungkan kepada syariat. Al-Qur’an
menyebut ekonomi dengan istilah Iqtishad (penghematan, ekonomi), yang
secara literal berarti pertengahan atau moderat. Seorang muslim dilarang
melakukan pemborosan (lihat QS. Al Israa; 26, 27).
Sebagai induk ilmu pengetahuan filsafat
berperan dalam menumbuhkan kesadaran moral manusia yang difungsikan
dalam memutuskan setiap tindakan kongkretnya menjadi suatu perbuatan
atau tindakan yang baik secara moral. Tampak jelas bahwa pengetahuan dan
ilmu pengetahuan berfungsi membantu manusia dalam memecahkan
persoalan-persoalan hidup dalam kehidupannya menuju pencapaian
tujuan-tujuan hidupnya yang identik dengan kegunaan dan tujuan ilmu
pengetahuan itu sendiri.
Semakin berpengetahuan, berikan pengetahuan seseorang seyogianya semakin tinggi kesadaran etis atau moralnya. Nilai-Nilai Kebenaran Menurut Ilmu Ekonomi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar